
Manusia kalau di imbas kembali kepada lumrah kehidupannya, pasti ada satu waktu dan ketika mereka rasakan pada diri masing-masing sangat "lost"
Minggu-minggu yang datang bertamu di ruang hidup ini menyedarkan ku akan bait kata-kata seorang pemikir agung tentang goncangan hidup dunia realiti. Katanya “ketenangan dan kebahagiaan itu adalah hembusan dari langit, di turunkan ke lubuk hati orang beriman, dan mereka tetap berhati teguh di kala orang lain dalam kegoncangan”. Sangat menusuk ke dalam lubuk hitam jiwa. Terasa diri sendiri begitu jauh dengan perumpamaan yang di lakarkan..
"tetap berhati teguh di kala orang lain dalam kegoncangan" (kenyataan kontra untuk mentafsir diri sendiri)
Kamu di dunia sana pasti ingin melihat orang-orang kesayangan mu berdiri teguh dengan cerita hidup mu. Kamu pasti inginkan mereka mendukung mu sedaya mampu. Ketahuilah, diri ini akan sentiasa berdiri teguh dengan setiap jalan cerita hidup mu itu. Aku memang tidak mampu untuk mendamaikan hati mu selalu, aku juga tidak mampu untuk mengesat air jernih mata mu yang jatuh membasahi pipi mulus mu. Aku sedar aku ini manusia biasa-biasa. Wujud ku tidak menggetarkan hati sesiapa. Tempat ku hanya sebagai pemuja mu yang mengintai kisah hidup mu dari tabir alam khayalan masa ku.Cuma itu..
Untuk mu selamanya, dan itu adalah aku.. (Sedaya Upaya)
No comments:
Post a Comment